GEOLOGI PERTAMBANGAN
SMK N 4 BOJONEGORO
PROPOSAL
KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN
PROGRAM KEAHLIAN : GEOLOGI PERTAMBANGAN I
TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010
A.
PENDAHULUAN
Untuk menunjang
kelancaran dan pemahaman-pemahaman Ilmu Geologi Pertambangan di kelas, maka di butuhkan
suatu alternatif-alternatif yang sangat mendukung demi kelancaran tersebut,
salah satunya dengan mengadakan satu kegiatan yang berhubungan dengan dunia pertambangan,
yaitu Field Trip.
Kegiatan ini dimaksudkan
supaya setiap siswa dapat mempraktekkan keterampilannya di lapangan. Sehingga mereka
mempunyai kreativitas serta mampu menghasilkan SDM yang ber-IMTAQ dan ber-IPTEK
serta berketrampilan.
Sasaran yang
dituju adalah untuk mempunyai pengalaman dalam kinerja dunia usaha dalam
industri, tentunya dengan pengalaman-pengalaman yang di peroleh dapat menjadi
satu bekal yang penting dalam menghadapi tuntutan kerja yang ada.
Apalagi dikaitkan
dengan fungsi dan peran SMK sebagai lembaga formal yang mengantarkan peserta
didik agar berkembang sesuai dengan potensinya yakni, “Learning to know, learning to do, learning to be and learning to life
together”, dimana media sekolah dapat berfungsi sebagai sarana publikasi
guru dan siswa.
B.
LATAR BELAKANG
Dalam rangka untuk melengkapi kesesuaian antara ilmu dan penerapannya di pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu adanya dukungan dari berbagai pihak yang
terkait dengan bidang keahlian yang di sesuaikan oleh lapangan (Field) yang
ada.
Pelajaran praktek yang di dapatkan dari sekolah masih belum ada
artinya jika para siswa tidak di bekali / diberikan praktek kerja lapangan
seperti yang ada di sekitar alam kita. Kegiatan belajar seperti ini dirasa akan
menunjang pola pikir peserta didik untuk belajar menghadapi situasi atau
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu adanya suatu kegiatan sebagai
penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah yang berbentuk (Field Trip).
Field Trip merupakan kegiatan yang paling tepat bagi para siswa untuk
mengetahui dan menerapkan secara langsung bagaimana proses alam yang sedang berlangsung
di lingkungan dan juga sebagai tahapan awal untuk beradaptasi sebelum nantinya
para siswa siap untuk bekerja dalam bidangnya masing-masing. Dengan begitu, siswa di harapkan dapat
meningkatkan kemampuan belajar, sebab para siswa lebih dahulu mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman tentang situasi dan kondisi alam pada saat melaksanakan
Field Trip.
C.
JENIS KEGIATAN
Sesuai
dengan ilmu yang kami dapat selama kelas XI jenis kegiatan yang akan kami
lakukan dalm kegiatan “FIELD TRIP” adalah
sebagai berikut :
| Mengaplikasikan Kompas Geologi untuk mengukur perlapisan tanah /singkapan
(Strike dan Dip)
| Mempraktekkan ilmu-ilmu yang di peroleh di dalam kelas.
| Merealisasikan knowledge tentang
Geologi Pertambangan untuk mempersiapkan kinerja dalam company future
D. MAKSUD DAN TUJUAN
KEGIATAN
1. Tujuan.
Setelah
melaksanakan Field Trip ini
diharapkan kepada siswa agar :
a.
Siswa mampu mengaplikasikan
Ilmu Geologi Lapangan yang telah di ajarkan.
b.
Memberikan bekal pengalaman
untuk nantinya bekerja di dunia Industri Khusus di Pertambangan.
c.
Melatih keterampilan siswa
dalam menganalisis singkapak-singkapan untuk pekerjaan Geologi Lapangan.
d.
Mempraktekkan secara langsung
kegiatan KBM berupa teori dasar tentang ilmu Petrologi Pertambangan.
2. Maksud.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk
menjadikan siswa supaya lebih terampil dalam menggunakan Alat-alat Geologi agar
mantap dalam menyongsong masa depan dalam dunia kerja khususnya di bidang pertambangan.
E.
PELAKSANAAN
Kegiatan
Field Trip kelas XI GP 1 akan dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Rabu, 2 Juni 2010
Tempat : Desa Gunung Sari, Kec.
Bourno Kab. Bojonegoro
Waktu kegiatan : pukul 08.00-selesai
F.
PESERTA FIELD TRIP
Peserta Field Trip Tahun Ajaran
2009 / 2010 SMK Negeri 4 Bojonegoro dari kelas XI Geologi Petambangan 1
berjumlah 36 siswa.
G.
ESTIMASI DANA
I. Pengeluaran
a.
Transport
i.
Siswa XI GP 1 : Rp.
200.000
ii.
Pembimbing :
Rp. 100.000
b.
Konsumsi
i.
Siswa 36 x @ 5000 : Rp. 180.000
ii.
Pembimbing :
Rp. 20.000
c.
P3k ( Betadine, perban, tisu, alkhohol,) : Rp. 25.000
d.
Alat – alat Field Trip
Ø Baterai alkaline 2 pasang :
Rp. 15.000
Ø HCl :
Rp. 20.000 +
TOTAL :
Rp. 560.000
II. Pemasukann
a.
Iuran Siswa XI GP 1
i.
36 x 5.000 :
Rp. 180.000
b.
Kekurangan Dana : Rp. 380.000 +
TOTAL : Rp. 560.000
H. HARAPAN DAN PENUTUP
Demikian Proposal kegiatan
“FIELD TRIP” ini kami buat, atas
kerja sama dan dukungannya, Kami sampaikan terima kasih.
Bojonegoro, 24 Mei 2010
Menyetujui
Guru pembimbing
Mochijar Endarjanto,
S.Si
|
Ketua kelas
Abdul Majid Hari H
|
Mengetahui,
Kepala SMK N 4 BOJONEGORO
EDY YUSUP JOKO MURYONO,
M.MPd
NIP. 19611211 198302 1 002
LAPORAN
UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEAHLIAN
“PEMBUATAN PETA GEOLOGI”
DESA WONOCOLO
KECAMATAN KEDEWAN
KABUPATEN
BOJONEGORO
DISUSUN OLEH:
ALFIN
NUR FITRI YANI
NIS. 795/154 GP
XII
GEOLOGI PERTAMBANGAN
PEMERINTAH
KABUPATEN BOJONEGORO
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 4 BOJONEGORO
Jalan Raya Surabaya,
Sukowati, Kapas- Bojonegoro 62181 Telp.(0353) 892418
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud
dan Tujuan Uji Kompetensi Praktik Keahlian
1.1.1.
Maksud
Uji Kompetensi Praktik Keahlian
1.
Sebagai
Syarat kelulusan sekolah sesuai dengan sistem kegiatan belajar mengajar tahun
ajaran 2010/2011
2.
Menunjang
teori-teori yang didapat dari sekolah dan menerapkannya di lapangan
1.1.2.
Tujuan
Uji Kompetensi Praktik Keahlian
1.
Untuk
meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan
siswa sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja
2.
Pendukung
pengetahuan pengetahuan yang didapat
dari kegiatan belajar mengajar di sekolah dan membandingkan dengan keadaan
nyata di lapangan
1.2. Lokasi Uji Kompetensi Praktik Keahlian
Uji Kompetensi
Praktik Keahlian ini dilakukan di :
Desa : Wonocolo
Kec. :
Kedewan
Kab. :
Bojonegoro
Prov. :
Jawa Timur
1.3. Waktu dan Pelaksanaan Uji Kompetensi
Praktik Keahlian
Uji Kompetensi Praktik Keahlian ini
dilaksanakan tanggal 26 Februari 2011. Dengan Jadwal sebagai berikut :
1.
Persiapan
alat (± 15 menit)
2.
Berangkat
ke lokasi yang dituju (± 2 jam)
3.
Mengambil
data di lapangan (± 8 jam)
4.
Membuat
Laporan Kegiatan (± 13 jam)
1.4.Peserta
Uji Kompetensi Praktik Keahlian
Peserta Uji Kompetensi Praktik Keahlian
adalah siswa kelas XII pada umumnya dan siswa XII Geologi Pertambangan pada
khususnya dengan didampingi 3 pembimbing internal dan 2 pembimbing eksternal.
1.5.Rute
Perjalanan ke Lokasi Praktik
Untuk perjalanan ke lokasi praktek, kami
menggunakan Bus Pariwisata berkapasitas 31 tempat duduk dan melalui rute
Bojonegoro - Cepu.
1.6.Peralatan
dan Bahan yang Digunakan untuk Ujian Kompetensi Praktik
Keahlian
Untuk Uji Kompetensi Praktik Keahlian ini
kami menggunakan peralatan sebagai berikut :
a.
Tahap
mengambil data di lapangan
-
Kompas Geologi
Digunakan untuk:
1.
Menentukan
arah
2.
Mengukur
arah lapisan (Strike)
3.
Mengukur
kemiringan (Dip)
4.
Mengukur
arah Dip
5.
Mengukur
besar Slope
-
Pita ukur
Digunakan untuk mengukur jarak pada lintasan yang
dilalui. Menggunakan pita ukur dengan panjang 50 meter.
-
Palu Geologi
Digunakan untuk mengambil sample batuan yang akan di
identifikasi.
Dibagi menjadi dua
yaitu:
1.
Mempunyai
ciri-ciri salah satu ujungnya agak runcing dan berat. Khusus digunakan untuk
mengambil sample batuan beku, metamorf dan
batuan sedimen kompak.
2.
Mempunyai
ciri-ciri, salah satu ujungnya agak pipih dan melebar seperti cangkul, khusus
untuk pengambilan contoh batuan sedimen yang lunak.
-
Loupe
Dipergunakan untuk mengamati contoh batuan (deskripsi)
mengenai besar butir, sortasi (pemilahan), roundness (kebundaran) dan juga
komposisi mineral serta kandungan fosilnya.
-
HCl 10 %
Digunakan untuk mengetahui kandungan karbonat yang
terkandung dalam batuan (sample).
-
Alat tulis (termasuk mistar, busur, pensil, rapido, dll)
Digunakan untuk mencatat semua data yang telah diperoleh
selama berada di lapangan, termasuk didalamnya strike, dip, jarak, lithologi
yang ada, diskripsi batuan dan lintasan yang telah di lalui.
-
Kertas
Digunakan untuk mengeplot lintasan yang telah dilalui
selama berada di lapangan.
-
Buku lapangan
Digunakan untuk mencatat semua data yang telah diperoleh
selama berada di lapangan, termasuk didalamnya strike, dip, jarak, lithologi
yang ada, diskripsi batuan dan lintasan yang telah di lalui.
-
Kantong
Sample
Untuk menempatkan contoh batuan yang diambil, jangan lupa
untuk menuliskan nomer kode batuan maupun tanggal pengambilan.
b.
Tahap
pengeplotan peta geologi
-
Mistar
-
Busur
-
Pensil
2B
-
Rapido
-
Kertas
A3
BAB II
KONDISI
WILAYAH
2.1.Morfologi
Daerah Penelitian
Morfologi daerah Wonocolo merupakan daerah
perbukitan dengan puncak yang tertinggi G. Kedaton (± 254 meter) dengan daerah
yang terendah ± 15 meter.
Dengan demikian daerah Wonocolo merupakan
daerah satuan Morfologi perbukitan yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan
morfologi perbukitan :
a.
Satuan
morfologi perbukitan dengan relief tajam
Satuan perbukitan ini pada umumnya mempunyai
bukit-bukit yang berbentuk tajam dengan lereng-lerengnya yang terjal dan
membentuk lembah yang dalam dan tebing-tebingnya yang hampir vertikal.
b.
Satuan
morfologi perbukitan dengan relief sedang
Satuan morfologi perbukitan ini pada umumnya berbukit
kurang tajam dengan lereng dan lembah tidak begitu dalam, ketinggian bekisar
antara 50-100 meter.
c.
Satuan
morfologi perbukitan dengan relief landai
Satuan morfologi ini mempunyai lereng yang landai
dengan punggung bukit-bukitnya pada umumnya melebar dengan lembah-lembah yang
landai.
2.2. Pola Aliran Sungai
Pola aliran sungai daerah Wonocolo mempunyai
pola aliran trellis dengan jenis sungainya consequent (arah aliran memotong
jurus lapisan atau searah dengan kemiringan lapisan), dan aliran sungai
subsequent (arah aliran searah dengan jurus lapisan atau memotong kemiringan
lapisan).
Jika ditinjau dari volume airnya maka daerah
Wonocolo terdapat dua macam sungai, yaitu:
1.
Sungai Perinnial, ialah sungai yang selalu mengalirkan
air baik dimusim hujan maupun dimusim kemarau.
2.
Sungai Intermetent, ialah sungai yang mengalirkan air
hanya pada musim penghujan saja.
2.3.
Stratigrafi Daerah Penelitian
2.3.1.
Stratigrafi
Regional
Daerah Wonocolo merupakan sebagian dari
lapangan minyak dan gas bumi di Pusdiklat Migas Cepu, secara geologi daerah
tersebut termasuk sebagian kecil dari cekungan Jawa Timur yang memanjang dari
arah Barat sampai Timur.
Di dalamnya diendapkan sedimen yang
kesemuanya berfasies lautan dengan variasi ketebalan berbeda-beda. Dengan
batuan utamanya terdiri dari gamping, lempung, napal dan pasir. Dengan formasi
batuan dari atas ke bawah,
1.
Formasi
Wonocolo
2.
Formasi
Bulu
3.
Formasi
Ngrayong
Pada akhir miosen dan pleistosen karena
adanya orogenesa dan terjadinya pengangkatan di daerah ini terbetuklah
struktur-struktur perlipatan dan patahan.
Akibat dari pengangkatan tersebut menurut Van
Bemmelen (1949) pada cekungn Jawa Timur terbentuklah tiga buah Zone tektonik
yang membujur dari arah barat sampai timur berturut-turut dari utara ke selatan
yaitu
1.
Zona
Rembang
2.
Zona
Randublatung
3.
Zona
Kendeng
2.3.2.
Stratigrafi
Lokal
Batuan-batuan yang tersingkap di daerah
Wonocolo seluruhnya terdiri dari batuan sedimen klastik dari yang berbutir
halus sampai kasar.
Dalam pembahasan stratigrafi daerah ini,
satuan yang dipakai adalah satuan batuan (rock unit), sedangkan pemerian nama
tiap bataun didasarkan kepada litologi yang dominan dalam satuan batuan
tersebut.
Maka dengan demikian dapat di korelasikan
satuan stratigrafi yang tersingkap di daerah Wonocolo dengan standart-standart
stratigarafi yang ada.
Untuk menemukan dari tiap satuan batuan
berdasarkan kandungan foraminifera kecil, seperti yang pernah dikemukakan oleh
Hecht (1933) masing-masing satuan batuan dapat dimasukkan ke dalam zone-zone.
2.4.
Struktur Geologi Daerah Penelitian
2.4.1.
Struktur
Regional
Menurut Van Bememlen (1949) pada cekungan
Jawa Timur diketemukan dua jalur antiklinorium dengan arah Barat ke Timur,
kedua antiklimorium ini merupakan kelanjutan dari Zona Serayu dimana sebelah
selatan Semarang bercabang menjadi dua, yang satu melalui Rembang sampai Pulau
Madura yang membentuk Rembang antiklinorium dan satunya lagi melalui pegunungan
Kendeng sampai Selat Madura, membentuk Kendeng antiklinorium.
Struktur Regional dari Lapanagan Wonocolo,
keseluruhannya termasuk Rembang Rembang antiklinorium, struktur antiklinorium
ini dengan perlipatan yang sangat nyata, hal ini diperlihatkan oleh
bentuk-bentuk antiklin dan sinklin yang pada umumnya berarah Barat sampai
Timur, sesuai “Structural Trend” Jawa Timur.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
gaya-gaya yang bekerja yang menyebabkan struktur antiklinorium tersebut berasal
dari arah utara dan selatan.
Di permukaan Antiklinal Wonocolo ditemukan
patahan-patahan kecuali induk patahan juga terdapat lebih dari 25
patahan-patahan melintang.
2.4.2.
Struktur
Lokal
Yang dapat ditemui di daerah Wonocolo ialah
struktur perlipatan yang juga merupakan Antiklinal Wonocolo, perlipatan daerah
ini merupakan perlipatan asimetris yang mana sayap sebelah selatan dari Antiklinal
tersebut lebih curam daripada sayap sebelah utara.
Kemiringan lapisan di sayap selatan bekisar
antara 250 - 600, sedangkan sayap sebelah utara bekjsar
antara 200 – 300.
BAB III
PEMETAAN GEOLOGI
PEMETAAN GEOLOGI
3.1.
Lintasan
Dalam pembuatan peta Geologi ini, kami
menggunakan dua lintasan (lintasan jalan), yaitu :
1. Lintasan
satu
Yaitu dari sayap utara
antiklin. Mulai dari Desa Djangoer naik sampai area Desa Banyu Urip.
2. Lintasan
dua
Yaitu
dari sayap selatan antiklin, yaitu di desa Banyu Urip. Tepatnya mulai dari SP
III (Stasiun Pengumpul tiga) sampai dengan hampir Kawengan 4.
Gb. 3.1.1
Lintasan I
3.2.
Litologi
Di Daerah yang kami teliti umumnya
memiliki singkapan batu pasir gampingan
sampai napal, dengan kandungan mikrofosil. Banyak ditemukan perlapisan napal
pasiran yang disisipi gamping. Banyak terdapat mineral glaukonit yang berwarna
hijau tapi setelah terkena pelapukan menjadi hitam.
Gb. 3.2.1
Kekar
yang tampak pada formasi batuan dengan struktur cross bedding
3.3.
Struktur Khas
Didaerah yang kami teliti memiliki struktur-struktur yang
memiliki kesamaan-kesamaan. Dari data yang kami peroleh, struktur khas pada
daerah ini adalah struktur cross bedding. Hal ini dikarenakan karena daerah
tersebut telah mengalami pengangkatan, yang telah dijelakan pada bab
sebelumnya. Sebelum terjadi pengangkatan daerah yang kami teliti merupakan
daerah laut dangkal dengan kondisi arus yang besar, sehingga terjadilah
struktur khas ini. Selain itu terdapat pula sisipan-sisipan batuan yang Nampak
pada singkapan. Seperti pada stasiun IV lintasan sayap antiklin bagian selatan.
Terdapat batuan napal yang disisipi batu gamping pasiran.
BAB IV
HASIL PENGAMBILAN DATA
Data yang diperoleh yaitu berdasarkan data di
lapangan dari dua lintasan jalan (antiklin wonocolo).
4.1 Lintasan Antiklin Sayap Utara
Yaitu dimulai dari sayap utara antiklin, batas
Desa Djangoer sampai areal Desa Banjoe Oerip (puncak antiklin).
Yaitu dimulai dari sayap selatan antiklin, dekat
dengan pertigaan Km. 16 sampai dengan KW 87.
Tabel Data Lintasan Antiklin Sayap Utara
Stasiun
|
Jarak (m)
|
Strike/Dip
|
Lithologi
|
I
|
N 325E / 22
|
Gamping pasiran
|
|
II
|
72
|
N133E / 30
|
Gamping lempungan
|
III
|
30
|
N 32E/ 21
|
Napal pasiran
|
IV
|
48
|
N160 E/21
|
Napal pasiran
|
V
|
21
|
-
|
Napal pasiran
|
1.1.1.
Diskripsi batuan Lintasan Antiklin Sayap Utara
Stasiun
|
I
|
II
|
III
|
Nama
|
Gamping pasiran
|
Gamping lempungan
|
Napal pasiran
|
campuran
|
Pasir
|
lempung
|
sisipan gamping
|
warna
|
putih kecoklatan
|
cokelat kekuningan
|
kuning kecokelatan
|
besar butir
|
pasir kasar
|
lempung
|
Pasir
|
Pemilihan
|
Baik
|
baik
|
Baik
|
Porositas
|
Buruk
|
buruk
|
Buruk
|
Kemas
|
tertutup
|
tertutup
|
Tertutup
|
Semen
|
gampingan
|
gampingan
|
Gampingan
|
Struktur
|
Massif
|
masif
|
cross bedding
|
Bentuk Butir
|
Membundar baik
|
membundar baik
|
membundar baik
|
Kekerasan
|
agak keras
|
dapat diremas
|
dapat diremas
|
Fosil
|
Mikro fosil
|
mikro fosil
|
miko fosil
|
Mineral yang terkandung
|
-
|
Oksida besi
|
-
|
Stasiun
|
IV
|
V
|
Nama
|
Napal pasiran
|
Napal pasiran
|
Campuran
|
sisipan gamping
|
sisipan gamping
|
Warna
|
kuning kecokelatan
|
kuning kecokelatan
|
besar butir
|
pasir
|
Pasir
|
Pemilihan
|
baik
|
Baik
|
Porositas
|
buruk
|
Buruk
|
Kemas
|
tertutup
|
Tertutup
|
Semen
|
gampingan
|
Gampingan
|
Struktur
|
cross bedding
|
cross bedding
|
Bentuk Butir
|
membundar baik
|
membundar baik
|
Kekerasan
|
dapat diremas
|
dapat diremas
|
Fosil
|
miko fosil
|
miko fosil
|
Mineral yang terkandung
|
-
|
-
|
4.2 Lintasan Antiklin Sayap Selatan
Yaitu dimulai dari sayap selatan antiklin,
dekat dengan pertigaan Km. 16 sampai dengan KW 87.
1.1.2.
Tabel Data Lintasan Antiklin Sayap Selatan
Stasiun
|
Jarak (m)
|
Strike/Dip
|
Lithologi
|
I
|
-
|
N 335 E/31
|
Napal
|
II
|
72
|
N 305 E/ 25
|
Napal lempungan
|
III
|
30
|
N 341 E/ 15
|
Gamping
|
IV
|
48
|
N 329 E/ 19
|
Gamping Lempungan
|
V
|
21
|
-
|
Pasir Gampingan
|
1.1.3.
Diskripsi
batuan Lintasan Antiklin Sayap Selatan
Stasiun
|
I
|
II
|
III
|
Nama
|
Napal
|
Napal Lempungan
|
Gamping
|
Campuran
|
-
|
Lempung
|
-
|
Warna
|
kuning kecoklatan
|
kuning kecoklatan
|
Kuning
|
besar butir
|
pasir sangat halus
|
Lempung
|
pasir sangant halus
|
Pemilihan
|
baik
|
Baik
|
Baik
|
Porositas
|
sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
Kemas
|
terbuka
|
Terbuka
|
Terbuka
|
Semen
|
gampingan
|
gampingan
|
Gampingan
|
Struktur
|
masif
|
masif
|
Massif
|
Bentuk Butir
|
bulat
|
bulat
|
Bulat
|
Kekerasan
|
dapat diremas
|
dapat diremas
|
dapat diremas
|
Fosil
|
mikro fosil
|
mikro fosil
|
mikro fosil
|
Mineral yang terkandung
|
-
|
-
|
-
|
Stasiun
|
IV
|
V
|
Nama
|
Gamping Lempungan
|
Pasir gampingan
|
campuran
|
lempung agak lapuk
|
Gamping
|
Warna
|
putih dan kuning
|
cokelat tua campur hitam
|
besar butir
|
lempung agak lapuk
|
Pasir gampingan
|
Pemilihan
|
Baik
|
Baik
|
Porositas
|
Baik
|
Sedang
|
Kemas
|
Tertutup
|
Terbuka
|
Semen
|
Gampingna
|
Gamping
|
Struktur
|
Massif
|
Massif
|
Bentuk Butir
|
lempung agak lapuk
|
Pasir
|
Kekerasan
|
Lunak
|
dapat diremas
|
Fosil
|
mikro fosil
|
mikro fosil
|
Mineral yang
terkandung
|
-
|
Glaukonit
|
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
-
Daerah
Wonocolo merupakan daerah antiklin dengan batuan pembentuk pasir gampingann dan
napal.
-
Merupakan
daerah yang telah mengalami pengangkatan akibat dari gejala geologi.
5.2.
Saran
-
Hendaknya
sekolah memberi sokongan materiil kepada siswa untuk melaksanakan ujian
praktek.
-
Teori
dan Praktek yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar haruslah seimbang,
sehingga ketika siswa dihadapkan dengan masalah di lapangan siswa dapat
menyelesaikannya dengan baik.
Deskripsi
Lithologi
1.
pasir
gampingan
-
Jenis
: batu pasir
-
Campuran
:
gampingan
-
Warna :putih
kecoklatan
-
Fragmen
pembentuk :bioklast
-
Jenis
batuan :sedimen
klastik
-
Tekstur
a.
Besar
butir : pasir (1/16-2
mm)
b.
Bentuk
butir : membundar
c.
Pemilahan :
baik
d.
Kemas
: tertutup
e.
Porositas
: baik
f.
Sementasi :
gamping
g.
Kekerasan :
kompak
h.
Warna
: putih kekuningan
i.
Kandungan
fosil :foram
kecil
Struktur :cross
bedding
Mineral
sedikit :kalsit
Deskripsi
Lithologi
2.
gamping pasiran
-
Jenis
: batu
gamping
-
Campuran
: pasir
-
Warna :kuning
kecoklatan
-
Fragmen
pembentuk :bioklast
-
Jenis
batuan :sedimen
klastik
-
Tekstur
a.
Besar
butir : pasir (1/16-2 mm)
b.
Bentuk
butir : membundar
(agak lancip )
c.
Pemilahan :
baik
d.
Kemas
: tertutup
e.
Porositas
: baik
f.
Sementasi :
gamping
g.
Kekerasan :
kompak
h.
Warna
: putih
kekuningan
i.
Kandungan
fosil :foram kecil &
plankton
Struktur :cross
bedding
Mineral
sedikit :mineral
hitam $ kwarsa
Deskripsi
Lithologi
3.
Bt.Lempung
-
Jenis
:
batu lempung
-
Campuran
: karbonat
-
Warna :putih
kekuningan
-
Fragmen
pembentuk :bioklast
-
Jenis
batuan :sedimen
klastik
-
Tekstur
a.
Besar
butir : pasir (1/16-2 mm)
b.
Bentuk
butir : membundar sedang
c.
Pemilahan : baik
d.
Kemas
:
tertutup
e.
Porositas
: buruk
f.
Sementasi : gamping
g.
Kekerasan : kompak
h.
Warna
: putih kekuningan
i.
Kandungan
fosil :plankton
Struktur :masif
Mineral sedikit :glaukonit
Deskripsi Lithologi
4.
napal
pasiran
-
Jenis
:
batu napal
-
Campuran
: pasir
-
Warna :putih
kekuningan
-
Fragmen
pembentuk :bioklast
-
Jenis
batuan :sedimen klastik
-
Tekstur
a.
Besar
butir : pasir (1/16-2 mm)
b.
Bentuk
butir : membundar
c.
Pemilahan :
baik
d.
Kemas
: tertutup
e.
Porositas
: baik
f.
Sementasi :
gamping
g.
Kekerasan :
kompak
h.
Warna
: putih
kekuningan
Struktur :cross
bedding
Mineral
sedikit :glaukonit
Deskripsi
Lithologi
5.
napal
-
Jenis
: napal
-
Campuran
: -
-
Warna :putih
-
Fragmen
pembentuk :bioklast
-
Jenis
batuan :sedimen
klastik
-
Tekstur
a.
Besar
butir : lempung
b.
Bentuk
butir : membundar
c.
Pemilahan :
baik
d.
Kemas
: tertutup
e.
Porositas
: baik
f.
Sementasi :
gamping
g.
Kekerasan :
kompak
h.
Warna
: putih
Struktur :sempurna
Mineral
sedikit :-
Gb. 4.1.2.1
Salah satu singkapan
batuan yang nampak (st. 8)
Gb. 4.2.2.1
Singkapan yang tampak (st.4)
Singkapan
Batuan
Singkapan
Batu Pasir Gampingan
Gambar
Lempung Pasiran
Gambar
Singkapan Batuan
Gambar Batu
Lempung
Gambar
Tambang Minyak Tradisional